Senin, 28 November 2011

PENGANGGURAN DAN CARA MENGATASINYA


Pengangguran dapat digambarkan sebagai seuatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum mendapatkan pekerjaan tersebut. Dalam sejarah umat manusia fenomena pengangguran ini terus terjadi dalam keadaan yang sunatullah. Keadaan yangsunatullah ini menjadi kesimpulan para ilmuan untuk menyepakati bahwa angka pengangguran tidak mungkin nol persen atau tingkat tenaga kerja penuh (full employment).
Pertentangan paling alot di pembahasan ekonomi dalam masalah pengangguran ini terjadi pada mazhab klasik yang di usung Adam Smith dan mazhab Keynesian yang di populeri oleh Keynes sendiri. Kedua mazhab besar ekonomi ini yang menjadi rujukan mahasiswa eknomi untuk di pelajari pengangguran. Mazhab klasik selalu mengatakan bahwa meskipun terjadi pengangguran secara otomatis pasar selalu akan menyerap kelebihan pengangguran ini. Sebaliknya Keynes selalu berpendapat bahwa pengangguran memang ada dan perlunya suatu langkah untuk mengatasi pengangguran ini.
Menurut Pusat Penelitian Ekonomi LIPI angka pengangguran Indonesia pada tahun 2007 diprediksi 12,7 juta jiwa dengan jumlah penduduk miskin mencapai 45,7 juta jiwa. Dibandingkan tahun sebelumnya angka pengangguran Indonesia adalah 11 juta jiwa. Artinya terjadi kenaikan yang di prediksi sebesar 1,7 juta jiwa. Hal ini jelas terlihat dimana begitu banyak masyarakat berkeluh kesah susahnya mencari pekerjaan pasa saat sekarang. Atau kita bisa lihat setiap kali Expo tenaga kerja baik di Jakarta maupun di Riau seperti yang baru-baru ini diadakan selalu dikunjunggi ribuan tenaga kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan seperti mana penerimaan calon pegawai negri sipil.

 Macam-macam Pengangguran dilihat dari Jam Kerja
1.      Penganggutan Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
2.      Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
3.      Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

   Pengangguran Menurut Keynes
1)      Pengangguran yang disengaja (Voluntary Unemployment)
Pengangguran yang disengaja adalah pengangguran terjadi karena ada pekerjaan yang ditawarkan tetapi orang yang menganggur tidak mau menerima pekerjaan tersebut dengan upah yang berlaku.
2)      Pengangguran yang tidak disengaja (Involuntary Unemployment)
Pengangguran yang terjadi apabila seseorang bersedia menerima pekerjaan dengan upah yang berlaku tetapi pekerjaannya tidak ada.

     Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
v     Mendorong majunya pendidikan
v     Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan ketrampilan seperti tuntutan industri modern
v     Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
v     Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal
v     Meningkatkan usaha transmigasi
v     Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya
v     Mengintensifkan program keluarga berencana
v     Membuka kesempatan bekerja ke luar negeri

Kebijakan yang Perlu Lakukan
Untuk aplikasinya ada baiknya pemerintah tetap mendata pengangguran dan kemiskinan secara tepat tanpa kepentingan apapun dan sekaligus mencari jalan keluar untuk masalah ini. Mungkin banyak hal yang dapat dilakukan pemerintah mengatasi masalah pengangguran.
Pertama, menjaga stabilitas politik dan ekonomi. Keadaan politik dan ekonomi yang stabil harus terus dipertahankan agar dunia usaha baik pengusaha dalam dan luar negri merasa nyaman dalam menjalankan usahanya. Bangkitnya dunia usaha (sektor riil) akan menyerap pengangguran yang ada. Administrasi birokrasi harus seefesian mungkin. Jangan jadikan biriksasi yang bertele-tele membuat pengusaha jadi enggan dalam memulai suatu usaha. Apalagi cara ini akan meningkatkan biaya produksi perusahaan.
Kedua, meningkatkan kemampuan kerja. Pengangguran di Indonesia disebabkan salah satunya karena kemampuan tenaga kerja (skill) kita yang rendah. Untuk hal ini pemerintah harus terus menjaga kualitas pendidikan dan pelatihan yang baik. Kejadian Ujian Nasional di beberapa daerah menjadi pelajaran yang amat berharga untuk mengevaluasi kembali apakah kebijakan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Masih banyak lagi kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah untuk menekan angka pengangguran. Yang perlu selalu di ingat adalah pengangguran sangat dekat dengan kemiskinan. Dan kemiskinan pasti akan menyimpan potensi konflik yang besar.

REFERENSI :



Tidak ada komentar: