Pengangguran dapat digambarkan sebagai seuatu keadaan di mana seseorang
yang tergolong dalam angatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum
mendapatkan pekerjaan tersebut. Dalam sejarah umat manusia fenomena
pengangguran ini terus terjadi dalam keadaan yang sunatullah. Keadaan yangsunatullah ini
menjadi kesimpulan para ilmuan untuk menyepakati bahwa angka pengangguran tidak
mungkin nol persen atau tingkat tenaga kerja penuh (full employment).
Pertentangan
paling alot di pembahasan ekonomi dalam masalah pengangguran ini terjadi pada
mazhab klasik yang di usung Adam Smith dan mazhab Keynesian yang di populeri
oleh Keynes sendiri. Kedua mazhab besar ekonomi ini yang menjadi rujukan
mahasiswa eknomi untuk di pelajari pengangguran. Mazhab klasik selalu
mengatakan bahwa meskipun terjadi pengangguran secara otomatis pasar selalu
akan menyerap kelebihan pengangguran ini. Sebaliknya Keynes selalu berpendapat
bahwa pengangguran memang ada dan perlunya suatu langkah untuk mengatasi
pengangguran ini.
Menurut Pusat Penelitian
Ekonomi LIPI angka pengangguran Indonesia
pada tahun 2007 diprediksi 12,7 juta jiwa dengan jumlah penduduk miskin mencapai
45,7 juta jiwa. Dibandingkan tahun sebelumnya angka pengangguran Indonesia
adalah 11 juta jiwa. Artinya terjadi kenaikan yang di prediksi sebesar 1,7 juta
jiwa. Hal ini jelas terlihat dimana begitu banyak masyarakat berkeluh kesah
susahnya mencari pekerjaan pasa saat sekarang. Atau kita bisa lihat setiap kali
Expo tenaga kerja baik di Jakarta
maupun di Riau seperti yang baru-baru ini diadakan selalu dikunjunggi ribuan
tenaga kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan seperti mana penerimaan calon
pegawai negri sipil.
Macam-macam Pengangguran dilihat dari Jam
Kerja
1. Penganggutan Terbuka (Open
Unemployment)
2. Setengah Menganggur (Under
Unemployment)
Setengah menganggur adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan kerja
atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
3. Pengangguran Terselubung (Disguised
Unemployment)
Pengangguran terselubung
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh
pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Pengangguran Menurut
Keynes
1)
Pengangguran yang disengaja (Voluntary
Unemployment)
Pengangguran yang disengaja adalah pengangguran terjadi karena ada pekerjaan
yang ditawarkan tetapi orang yang menganggur tidak mau menerima pekerjaan
tersebut dengan upah yang berlaku.
2)
Pengangguran yang tidak disengaja (Involuntary
Unemployment)
Pengangguran yang terjadi apabila seseorang bersedia menerima pekerjaan dengan
upah yang berlaku tetapi pekerjaannya tidak ada.
Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
v
Mendorong majunya pendidikan
v Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi
kebutuhan ketrampilan seperti tuntutan industri modern
v
Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
v Mendorong terbukanya kesempatan
usaha-usaha informal
v Meningkatkan usaha transmigasi
v Meningkatkan pembangunan dengan sistem
padat karya
v Mengintensifkan program keluarga berencana
Kebijakan
yang Perlu Lakukan
Untuk aplikasinya ada baiknya pemerintah tetap
mendata pengangguran dan kemiskinan secara tepat tanpa kepentingan apapun dan
sekaligus mencari jalan keluar untuk masalah ini. Mungkin banyak hal yang dapat
dilakukan pemerintah mengatasi masalah pengangguran.
Pertama, menjaga stabilitas politik dan ekonomi. Keadaan politik dan ekonomi yang
stabil harus terus dipertahankan agar dunia usaha baik pengusaha dalam dan luar
negri merasa nyaman dalam menjalankan usahanya. Bangkitnya dunia usaha (sektor
riil) akan menyerap pengangguran yang ada. Administrasi birokrasi harus
seefesian mungkin. Jangan jadikan biriksasi yang bertele-tele membuat pengusaha
jadi enggan dalam memulai suatu usaha. Apalagi cara ini akan meningkatkan biaya
produksi perusahaan.
Kedua, meningkatkan kemampuan kerja. Pengangguran di Indonesia disebabkan salah
satunya karena kemampuan tenaga kerja (skill) kita yang rendah. Untuk hal ini
pemerintah harus terus menjaga kualitas pendidikan dan pelatihan yang baik. Kejadian
Ujian Nasional di beberapa daerah menjadi pelajaran yang amat berharga untuk
mengevaluasi kembali apakah kebijakan ini dapat meningkatkan kualitas
pendidikan kita.
Masih banyak lagi
kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah untuk menekan angka pengangguran. Yang
perlu selalu di ingat adalah pengangguran sangat dekat dengan kemiskinan. Dan
kemiskinan pasti akan menyimpan potensi konflik yang besar.
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar