Pemerintah
adalah ibarat seorang nahkoda yang sedang menjalankan sebuah kapal.
Dalam
jangka pendek, harus dapat menjaga kondisi kapalnya agar terhindar dari
berbagai ancaman selama perjalanan. Dalam jangka panjang, agar kapalnya dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
Dan
sesungguhnya keberhasilan pemerintah dalam jangka panjang tidak terlepas dari
kemampuannya menangani masalah-masalah ekonomi jangka pendek ini.
Masalah
– Masalah Pokok Perekonomian Indonesia Diantara banyak masalah yang menimpa
Indonesia, salah satunya terdapat masalah yang sangat penting dan belum
terselesaikan hingga saat ini yaitu masalah Pengangguran. Berikut sedikit
penjelasannya :
Pengangguran
Tingkat
kemakmuran sebuah negara dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi penduduk
negara tersebut. Semakin tinggi pendapatan perekonomian negara per kapita,
dapat diindikasikan bahwa kehidupan rakyatnya semakin sejahtera. Indikasi
melihat tinggi perekonomian dapat dilihat dari tingkat pendapatan
masyarakatnya.
Namun jika terlihat pertumbuhan perekonomian negara begitu lamban dan tersendat-sendat, mestilah ada yang salah. Tingkat kesejahteraan rakyatnya belum meningkat dan bisa diindikasikan masih banyak yang menggantungkan hidup pada orang lain alias menjadi pengangguran.
Namun jika terlihat pertumbuhan perekonomian negara begitu lamban dan tersendat-sendat, mestilah ada yang salah. Tingkat kesejahteraan rakyatnya belum meningkat dan bisa diindikasikan masih banyak yang menggantungkan hidup pada orang lain alias menjadi pengangguran.
Pengangguran
akan lebih banyak memberikan dampak yang kurang baik bagi kegiatan ekonomi
suatu Negara. Pengangguran akan menyebabkan beban angkatan kerja yang benar –
benar poduktif menjadi semakin berat, disamping secara sosial pengangguran akan
menimbulkan kecendrungan masalah – masalah kriminalitas dan masalah sosial
lainnya. Pengertian pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja
dan ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah
pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro
ekonomi yang paling utama.
Angkatan kerja dibedakan menjadi
2 sub-kelompok :
1. Pekerja
adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai
pekerjaan namun untuk sementara waktu sedang tidak bekerja.
2. Pengangguran
adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan berusaha mencari pekerjaan.
Jenis – jenis pengangguran :
Pengangguran sering diartikan
sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal.
Berdasarkan pengertian diatas,
maka pengangguran dapat dibedakan menjadi :
a) Pengangguran
terselubung, adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu
alasan tertentu.
b) Setengah
menganggur, adalah tenaga keja yang tidak bekerja secara optimal karma tidak
ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c) Pengangguran
terbuka, adalah tenaga kerja yang sungguh – sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya :
Berdasarkan penyebab terjadinya :
1) Pengangguran
Friksionil, adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang memilih
menganggur sambil menunggu pekerjaan yang lebih baik, yang memberikan fasilitas
dan keadaan yang lebih baik.
2) Pengangguran
structural, adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang diberhentikan
oleh perusahaan, karena kondisi perusahaan yang sedang mengalami kemunduran
usaha sehingga terpaksa mengurangi tenaga kerja.
3) Pengangguran
teknologi, adalah pengangguran yang terjadi karena mulai digunakannya teknologi
yang menggantikan tenaga manusia. Seringkali pengangguran ini terjadi karena
kemampuan dan keahlian pekerja yang tidak bisa menyesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan.
4) Pengangguran
siklikal, adalah pengangguran yang terjadi karena terjadinya pengurangan tenaga
kerja yang secara menyeluruh, dikarenakan kemunduran dan resesi akonomi.
Sehingga ini mirip dengan pengangguran structural, hanya pada pengangguran
jenis ini, kejadiannya adalah lebih meluas dan menyeluruh.
5) Pengangguran
musiman, adalah pengangguran yang terjadinya dipengaruhi oleh musim. Jenis
pengangguran ini sering terjadi pada sektor pertanian.
6) Pengangguan
konjungtural, adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang
(naik – turunnya) kehidupan perekonomian / siklus ekonomi.
Penyebab terjadinya pengangguran :
Penyebab terjadinya pengangguran :
·
Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan
kesempatan kerja
·
Struktur lapangan kerja tidak seimbang
·
Kebutuhan jumlah dan jenis terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
·
Meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja
wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia.
·
Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja angkatan
daerah tidak seimbang
Langkah-langkah kebijakan untuk
mengatasinya :
a) Mengendalikan
pertumbuhan penduduk.
Karena pertumbuhan penduduk yang
cepat jika tidak diimbangi dengan peningkatan kegiatan produksi akan muncul
pengangguran.
b) Terciptanya
kegiatan ekonomi yang meningkat.
Karena akan membuka kesempatan
kerja.
c) Memberikan
dan mengarahkan pendidikan sumberdaya.
Karena dengan memperbanyak
pusat-pusat pelatihan kerja, kemudahan bagi pengolah sekolah-sekolah kejuruan.
d) Memberikan
kesempatan kerja di daerah-daerah
e) Digalangkannya
eksport jasa, berupa pengiriman tenaga kerja.ke luar negri.
Dampak – Dampak Pengangguran :
Terhadap Perekonomian Suatu Negara :
a) Pengangguran
dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang
dicapinya. Hal ini terjadi karena pengangguran dapat menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya).
b) Pengangguran
akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang.
c) Pengangguran
tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi akibatnya tingkat investasi menurun
sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.
Terhadap individu yang mengalaminya dan masyarakat
Terhadap individu yang mengalaminya dan masyarakat
a. Pengangguran
dapat menghilangkan mata pencaharian
b. Pengangguran
dapat menghilangkan ketrampilan
c. Pengangguran
akan menimbulkan ketidakstabilan social politik
INFLASI
Pengertian Inflasi
adalah suatu keadaan dimana terdapat kenaikan harga umum secara terus-menerus.
Jadi bukan kenaikan harga satu atau dua macam barang saja, melaikan kenaikan
harga dari sebagian besar barang dan jasa, dan pula bukan hanya satu atau dua
kali kenaikan harga, melainkan kenaikan harga secara terus menerus.
Macam-macam Inflasi
Dalam melihat macam inflasi,
kita dapat membedakannya berdasarkan atas laju pertumbuhan inflasi tersebut
atau menurut boediono, berdasarkan atas parah atau tidaknya inflasi tersebut
antara lain :
- Inflasi yang ringan (kurang
dari 10% per tahun)
- Inflasi sedang (antara 10-30%
per tahun)
- Inflasi berat (antara 30-100%
per tahun)
- Hioerinflasi (diatas 100% per
tahun)
Dampak Inflasi
Pembedaan
macam inflasi atas parah atau tidaknya ini berguna untuk melihat dampak dari
inflasi yang bersangkutan. Apabila inflasi itu ringan, biasanya justru
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian untuk
berkembang lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang
menjadi begairah bekerja atau ada insentif untuk bekerja, menabung, maupun mengadakan
investasi.
Sebaliknya
dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi hiperinflasi, keadaan
perekonomian menjadi kacau balau, dan perekonomian menjadi lesu, orang menjadi
tidak bersemangat bekerja, menabung, maupun mengadakan investasi dan produksi.
Karena harga meningkat sangat cepat, para penerima pendapatan tetap akan
menjadi kewalahan dalam mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa, sehingga
taraf hidup mereka menjadi semakin merosot dari waktu ke waktu.
Demikian pula bagi para pengusaha
yang bergerak dalam menghasilkan barang. Karena kenaikan harga yang begitu
cepat. Ini menyebabkan terjadinya spekulasi.
Tabungan pun
akan menjadi semakin lenyap dan digantikan dengan hoarding yaitu menyimpan
dalam bentuk barang dan bukan uang. Karena ini lebih menguntungkan ketika
harga-harga pada naik.
Sebagai
akibat keseluruhan, jumlah barang dan jasa menjadi semakin langka dalam
perekonomian, sehingga harga tidak menjadi semakin reda kenaikannya, tetapi
justru akan menjadi semakin cepat dan perekonomian menjadi semakin parah
keadaanya. Nilai uang merosot terus dan karena itu uang semakin tidak berharga
sehingga begitu diterima dibelanjakan lagi. Keadaan ini akan semakin
memperparah perekonomian.
Sisi Negatif :
·
Inflasi akan menjadikan turunnya pendapatan rill
masyarakat yang memilih penghasilan tetap.
·
Inflasi menyebabkan turunnya nilai rill kekayaan
masyarakat yang berbentuk kas (uang).
·
Inflasi akan menyebabkan nilai tabungan
masyarakat menjadi turun.
·
Inflasi akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi terlambat.
Sisi Positif
·
Inflasi tang terkendali menggambarkan adanya
aktifitas ekonomi dalam suatu Negara.
·
Inflasi terkendali merangsang masyarakat untuk
berusaha bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Sebab-sebab Inflasi
Macam inflasi dapat dilihat dari
penyebabnya, yaitu :
·
Inflasi permintaan (demand full inflation)
adalah
inflasi yang disebabkan oleh adanya tarikan permintaan terhadap barang dan
jasa, sehingga mendorong harga untuk meningkat.
Sehingga sesuai dengan hokum
permintaan. Sisi baik dari inflasi yang disebabkan naiknya permintaan :
Bahwa
kenaikan dalam harga, jika diimbangi dengan naiknya komoditi yang diproduksi.
Sehinggameskipun harga naik, namun cukup tersedia komoditi dipasar.
· Inflasi penawaraan (cost push
inflation)
adalah inflasi yang di timbulkan
karena desakan kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan biaya tenaga kerja.
· Inflasi spiral (spiral
inflation)
adalah sifat kenaikan harga yang
didorong oleh kenaikan upah, dan diikuti oleh kenaikan upah lagi.
Asalnya Inflasi
· Inflasi yang berasal dari
dalam negri
Adalah inflasi yang terjadi di
karenakan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam negri.
Contoh : peredaraan uang di
dalam negri yang terlalu banyak.
· Inflasi yang berasal dari luar
negri
Adalah inflasi yang terjadi
dinegara lain, seringkali merembet ke Negara Indonesia.
Menurut Keynes :
“ lebih melihat pada keserakahan
manusia sebagai sebab utama munculnya inflasi ”.
KEMISKINAN
Kemiskinan
merupakan masalah multidimensi dan lintas sector yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan
kondisi lingkungan.
Sampai saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia masih besar. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 35,1 juta jiwa atau 15,97 persen. Kondisi ini memburuk, pada tahun 2006, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 39,3 juta jiwa atau 17,75 persen. Salah satu penyebab meningkatnya jumlah penduduk miskin pada tahun 2006 adalah tingginya tingkat inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, berangsur-angsur kondisi ini terus membaik. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2008 sebesar 34,96 juta atau 15,42 persen. Jumlah penduduk miskin tersebut sudah berkurang sebesar 2,21 juta dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2007 yang berjumlah 37,17 juta atau 16,58 persen. Meskipun secara persentase telah terjadi penurunan, jumlah penduduk miskin yang ada masih harus terus diturunkan.
Sehubungan dengan itu, diperlukan kerja keras untuk menanggulangi kemiskinan yang menjadi tanggung jawab bersama, baik instansi pemerintah pusat dan daerah, instansi swasta maupun masyarakat pada umumnya.
Sampai saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia masih besar. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 35,1 juta jiwa atau 15,97 persen. Kondisi ini memburuk, pada tahun 2006, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 39,3 juta jiwa atau 17,75 persen. Salah satu penyebab meningkatnya jumlah penduduk miskin pada tahun 2006 adalah tingginya tingkat inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, berangsur-angsur kondisi ini terus membaik. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2008 sebesar 34,96 juta atau 15,42 persen. Jumlah penduduk miskin tersebut sudah berkurang sebesar 2,21 juta dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2007 yang berjumlah 37,17 juta atau 16,58 persen. Meskipun secara persentase telah terjadi penurunan, jumlah penduduk miskin yang ada masih harus terus diturunkan.
Sehubungan dengan itu, diperlukan kerja keras untuk menanggulangi kemiskinan yang menjadi tanggung jawab bersama, baik instansi pemerintah pusat dan daerah, instansi swasta maupun masyarakat pada umumnya.
Masalah
kemiskinan Jumlah penduduk miskin yang masih cukup besar dan permasalahan
kemiskinan yang kompleks dan luas menuntut penanganan yang komprehensif dan
berkelanjutan dalam menurunkan jumlah penduduk miskin. Faktor lain yang masih
memperlambat pencapaian penurunan kemiskinan sebagai berikut:
a. Belum
meratanya program pembangunan, khususnya di perdesaan, luar Pulau Jawa, daerah
terpencil, dan daerah perbatasan. Sekitar 63,5 persen penduduk miskin hidup di
daerah perdesaan. Secara persentase terhadap jumlah penduduk di daerah
tersebut, kemiskinan di luar Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku, dan
Papua juga lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya
penanganan kemiskinan seharusnya lebih difokuskan di daerah-daerah tersebut.
b. Masih
terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.
c. Masih
besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin, baik karena guncangan
ekonomi, bencana alam, dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar
dan sosial. Hal ini menjadi permasalahan krusial yang harus dihadapi dalam
penanganan kemiskinan. Pada saat ini masih terdapat 3,8 juta jiwa korban
bencana alam, 2,5 juta jiwa orang cacat, 2,8 juta anak terlantar, 145 ribu anak
jalanan, 1,5 juta penduduk lanjut usia, 64 ribu gelandangan dan pengemis, serta
66 ribu tuna susila yang membutuhkan bantuan dan jaminan sosial.
d. Kondisi
kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Fluktuasi
ini berdampak besar pada daya beli masyarakat miskin. Sehubungan dengan itu,
upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilisasi harga kebutuhan pokok harus
dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar
penanggulangan kemiskinan, baik di perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar